Orang yang melewati satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu kewajiban yang ditunaikan atau suatu fardhu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan, maka sunguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri (Al-Waqtu fi Hayati Muslim).
I. Sejak Matahari Terbit hingga waktu Dhuha ( 06.00-07.30)
Waktu tersebut merupakan waktu yang sangat mulia, dan 2 aktivitas pada waktu tersebut :
1. Shalat Dhuha, sekurang-kurangnya 2 rakaat
2. Mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan manusia seperti menengok orang sakit, menghadiri majlis ilmu (belajar), atau mencukupi kebutuhan seorang muslim. Jika sama sekali tidak melakukan itu, sibukkanlah dengan membaca Al-Qur’an dan Dzikir.
II.Waktu Dhuha hingga Dzuhur.(07:30-12:00)
Ada beberapa pekerjaan pokok pada waktu-waktu tersebut, di antaranya :
1. Mencari penghidupan (bekerja) seperti pergi ke pasar, kantor, sawah dll. Jika dia menjadi seorang pedagang hendaklah berdagang dengan jujur & amanah, jika menjadi seorang majikan, maka hendaklah murah nasihat & berlaku ramah , jangan lupa berdzikir kepada Allah di tengah kesibukan dan hendaklah qana’ah (merasa cukup dan tidak mengeluh) ketika mendapat rezeki yang sedikit.
2. Melakukan qailulah (tidur sejenak di waktu siang) yaitu antara pukul 11.00-11.45, sesungguhnya qailulah membantu untuk bisa melakukan shalat tahajud sebagaimana makan sahur bisa membantu meringankan shaum (puasa) di siang hari. Qailulah merupakan sunnah untuk meyelisihi perbuatan iblis (karena iblis tidak pernah tidur siang). Jika ia tertidur di malam hari hendaklah ia antusias menggantinya dengan shalat sunnah sebelum masuk Dzuhur.
3. Jika ia seorang pelajar, maka gunakanlah waktu tersebut dengan sungguh-sungguh untuk memahami, menela’ah dan menghapal materi ilmu yg sedang dipelajari. Waktu-waktu tersebut adalah sangat efektif untuk belajar.
Waktu malam dan siang itu terdiri dari 24 jam, pembagian yang seimbang adalah hendaknya dia tidur di sepertiganya (6-8 jam). Jika seseorang tidur kurang dari itu, badan akan terganggu namun jika tidur lebih dari itu maka akan timbul rasa malasnya. Dengan demikian jika seseorang tidur malam lebih dari itu, maka tidak layak baginya tidur di siang hari. Namun jika kurang dari 8 jam dia boleh menggantinya di siang hari.
III. Saat Matahari tergelincir hingga usai Shalat Dzuhur (12:00-12:30)
1. Menjawab panggilan adzan ketika muadzin mengumandangkan adzan.
2. Kemudian shalat sunnah empat rakaat ( dua rakaat- dua rakaat) dan disunnahkan
untuk memanjangkan rakaatnya, karena pintu-pintu langit terbuka ketika itu.
3. Setelah itu hendaklah ia shalat Dzuhur kemudian shalat sunnah empat rakaat ( 2 rakaat
– 2 rakaat) sesudahnya. (Shalat sunnah qalbiah dan ba’diah tsb boleh dilakukan hanya
2 rakaat jika tidak memungkinkan.)
4. Jika anda masuk masjid dan waktu untuk mengerjakan qabliah dzuhur sempit, maka
shalatlah 2 rakaat , dengan niat tahiyyatul masjid.
5. Jika bertepatan dengan hari Jum’at, sebisa mungkin kita datang lebih awal, kemudian
melakukan shalat sunnah semampu yang bisa kita kerjakan.
Anjuran Islam agar umatnya giat bekerja.
Banyak nash-nash dalam Al Qur’an maupun As-Sunnah yang menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong umatnya untuk kreatif dalam bekerja dan berusaha, sebaliknya Islam melarang sikap malas dan putus asa.
Diantaranya adalah :
1. Allah berfirman, “ Apabila shalat telah dikerjakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah , dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung .”(Al-Jumuah :10).
2. Rasulullah SAW bersabda , “ Tidak seorangpun makan makanan yang lebih baik daripada makanan yang di hasilkan dari hasil kerja tangannya (sendiri)”. (HR Bukhari).
3. Dalam mendorong seseorang agar giat bercocok tanam, Rasulullah bersabda: “ Tidaklah seorang muslim yang menanam suatu tanaman, atau bercocok tanam, kemudian (hasilnya) dimakan oleh burung, manusia atau hewan, melainkan bernilai sedekah baginya (HR Bukhari & Muslim).
4. Dalam hal perdagangan, Rasulullah bersabda : “ Pedagang yang jujur dan terpercaya itu (akan dikumpulkan) bersama para Nabi, Shiddiqin dan para syuhada “. (HR Tirmidzi).
5. Nabi SAW bersabda : “ Sesungguhnya Nabi Allah Daud AS itu tidak makan kecuali dari (hasil) tanganya sendiri “. (HR Bukhari).
6. Rasulullah SAW lebih memuliakan seseorang yang berwiraswasta sekecil apapun hasilnya dari pada mengandalkan kebutuhan hidupnya dari belas kasih orang lain. Beliau bersabda :” Jika ada salah seorang di antara kamu yang mengambil tali, kemudian datang dengan membawa sebongkok kayu bakar di atas punggungnya, lalu dijualnya, sehingga dengan itu Allah menutupi wajahnya, itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada manusia, yang kadang mereka memberinya dan kadang tidak memberinya”. (HR Bukhari).
7. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda : “ Allah akan memberikan rahmat kepada orang yang berusaha dengan yang halal, membelanjakan harta dengan hemat, dan dapat menyisihkan uang pada saat dia fakir dan membutuhkan “. (HR Bukhari & Muslim).
Salah satu keistimewaan ajaran Islam dalam anjuran kepada umatnya untuk bekerja adalah bahwa sekalipun bekerja itu merupakan pekerjaan mubah di satu sisi, namun di sisi lain ia merupakan kewajiban. Karena seseorang itu tidak mungkin dapat mengerjakan kewajiban-kewajibanya kecuali jika semua kebutuhannya telah terpenuhi sehingga memenuhi kebutuhan primer itu menjadi wajib.
IV. Setelah Shalat Ba’diyah Dzuhur sampai Ashar (12:30-15:00)
1. Di sunnahkan pada waktu-waktu tersebut untuk memperbanyak dzikir, shalat, mempelajari ilmu-ilmu yang bermanfaat . Termasuk amalan yang paling utama adalah menunggu shalat setelah shalat.
2. Waktu tersebut juga merupakan waktu efektif untuk mencari penghidupan.
V. Waktu Ashar hingga matahari mulai menguning (15:00-17:00).
1. Tidak ada shalat pada waktu tersebut selain 4 rakaat diantara azan dan iqamah ,
lalu shalat wajib (Ashar).
2. Setelah itu hendaknya ia menyibukkan diri dengan empat jenis amal seperti yang
telah disebutkan pada yang pertama (yakni hendaklah berdoa, berdzikir, membaca
AlQur’an dan berfikir). Yang paling utama adalah membaca Al Qur’an, menghayati
dan memahaminya.
3. Waktu ini juga sangat efektif bagi seseorang untuk memberikan hak tubuhnya berupa olah raga, dialog dengan keluarga, kajian rutin dll. Bagi pelajar waktu tersebut juga tepat untuk menhghapal dan mengulang-ulang pelajaran yang baru ia pelajari sebelumnya.
VI. Ketika Sinar Matahari menguning hingga terbenam (17;00-18:00).
Ini adalah waktu yg mulia. Imam Hasan al Bashri berkata :
Adalah para sahabat lebih memuliakan waktu sore dari pada siang, maka disunnahkan pada waktu tersebut untuk membaca tasbih dan istighfar khususnya.
1. Waktu magrib merupakan batas akhir, berarti usailah waktu amal di siang hari. Maka hendaknya seorang hamba memperhatikan keadaan dirinya dan bermuhasabah karena telah berlalu satu fase dalam hidupnya.
2. Hendaklah dia berfikir apakah amal di hari tersebut sama seperti hari sebelumnya?. Jika dia melihat banyak kebaikan yang dia kerjakan di siang hari maka hendaknya bersyukur kepada Allah atas taufik-Nya. Akan tetapi jika tidak demikian halnya, hendaklah bertaubat dan bertekad untuk menutupi kekurangannya di malam harinya. Karena kebaikan dapat menghapus keburukan.
3. Hendaklah dia bersyukur kepada Allah atas kesehatan dan tersisanya umur, sehingga memungkinkan baginya untuk menutupi kekurangan amalnya.
Sebagian Salaf menyukai untuk tidak menutup harinya kecuali dengan sedekah dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan kebaikan yang mungkin di kerjakan.
Hendaknya seseorang sadar bahwa umur hanyalah merupakan bilangan hari-hari yang akan berlalu sehari demi sehari. Al_Hasan berkata : “ Wahai anak Adam, Engkau hanyalah terdiri dari bilangan hari-hari, jika berlalu satu hari maka lenyap pula sebagian (diri) mu.
VII. Ketika Matahari Tenggelam sampai waktu Isya’ (18:00-19:00).
1. Jika matahari terbenam hendaknya dia shalat Magrib dan menyibukkan diri dengan ibadah hingga waktu Isya’. Telah diriwayatkan dari Anas ra tentang firman Allah SWT : “ Lambung lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mareka ” . (QS As-Sajdah : 16). Beliau mengatakan bahwa ayat ini turun berkenan dengan sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang tengah melakukan shalat antara Maghrib dan Isya’.
2. Setelah shalat Magrib, yang terbaik adalah menggunakan waktu tersebut untuk tilawah Al-Qur’an atau memperbanyak ibadah hingga waktu Isya’.
VIII. Waktu Isya’ (19:00-19:45)
1. Disunnahkan untuk shalat diantara dua adzan selagi mungkin. Dan hendaklah ketika shalat Isya’ membaca surat As Sajdah dan surat Al-Mulk. Rasulullah tidak tidur sebelum beliau membaca keduanya, sebagaimana diriwayatkan oleh Ahmad,Tirmidzi dan Al Hakim.
2. Mengerjakan Ba’diah Isya , yang terbaik adalah di kerjakan di rumah.
3. Kemudian dilanjutkan dengan witir 3 rakaat bagi yang khawatir tidak dapat bangun malam, maka yang afdhal mengerjakan witir tersebut setelah shalat tahajjud.
IX. Setelah Isya’ hingga sebelum tidur (19:45-21:00)
Pada dasarnya Nabi SAW menganjurkan untuk tidak banyak ngobrol atau aktivitas lain setelah shalat Isya’ selain tidur. Namun ada beberapa keringanan untuk menggunakan waktu setelah Isya’ untuk beberapa aktivitas berikut :
1. Tilawah Al-Qur’an.
2. Menerima tamu
3. Membahas masalah-masalah kaum muslimin dan yang semisalnya.
4. Menuntut ilmu, membaca, menulis, menghapal dan yang semisalnya.
Jika tidak ada aktivitas penting yang syar’i, maka di makruhkan untuk begadang setelah Isya’.
Beberapa Faedah dan Keutamaan Dzikir menurut Ibnu Qayyim R.A :
Membuat Allah menjadi ridha, menghilangkan kegundahan, mendatangkan kegembiraan dan kesenangan di dalam hati, menguatkan hati dan badan, membuat hati dan wajah seseorang menjadi berseri-seri, melapangkan rezki seseorang, menimbulkan rasa percaya diri, membuahkan ketundukan dan kedekatan kepada Allah, membukakan pintu ma’rifat, membuat seseorang selalu ingat akan Allah, membersihkan karat hati seseorang, menyingkirkan kesalahan dan menghapuskannya, melenyapkan kerisauan antara hubungan seseorang dengan Allah,menyebabkan turunnya rasa tentram, dan terselubungi dengan rahmat, serta para Malaikat akan selalu mengelilingi orang-orang yg berdzikir, mengalihkan lidah dari perbuatan ghibah, adu domba dan kekejian lisan, memberikan rasa aman dari penyesalan di hari kiamat kelak, menyebabkan dia terlindungi dari panas matahari di hari kiamat kelak, merupakan ibadah kepada Allah yang paling mudah dan ringan, namun paling agung dan paling utama, merupakan tanaman surga, merupakan cahaya bagi orang yg berdzikir, merupakan cahaya baginya di kuburan,merupakan cahaya baginya di tempat kembalinya, meneranginya saat ia berjalan di atas ash-shirath, dan tidak ada cahaya yang bisa menyinari kubur seperti cahaya yang berasal dari dzikir, merupakan pangkal loyalitas kepada Allah, mendatangkan nikmat Allah dan mengenyahkan penderitaan, mendatangkan shalawat Allah dan para malaikat-Nya, dll.
X. Istirahat Malam (tidur) – (21:00-03:00)
Beberapa hal yang harus di ketahui tentang adab-adab tidur.
1. Disunnahkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring ke sebelah kanan.
2. Disunnahkan pula mengibaskan sprei tiga kali sebelum berbaring.
3. Muhasabah sesaat sebelum tidur, yaitu
mengevaluasi segala perbuatan yg telah ia lakukan di siang hari.
4. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api serta lampu sebelum tidur.
5. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlash dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yg menganjurkan hal tersebut.
6. Makruh tidur tengkurap.
7. Membaca doa-doa dan dzikir yg keterangannya shahih dari Rasulullah seperti, Bismika Allahumma Ahya wa Amut. “ Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup,” (HR Al Bukhari)
8. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka di anjurkan berdoa dengan doa berikut ini : yang artinya : “ Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani).
9. Hendaknya apabila bangun tidur membaca : Alhamdulillahillazi Ahyaana ba’da Maa Amatana wa llaihin Nusyur. “ Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami di matikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami di kembalikan.” (HR Al Bukhari).
10. Setelah bangun tidur hendaknya segera membersihkan diri dengan mencuci mulut (berkumur) dan menggosok gigi. Hudzaifah berkata : “ Rasulullah ketika bangun tidur mengosok-gosok mulutnya dengan siwak.” (Muttafaq Alaihi). Kemudian wudhu dan shalat, dan menjadikan amalan ini sebagai pembuka aktivitas pagi hari setelah doa dan dzikir serta menjauhkan kesibukan lain.
11. Membuka pintu dan jendela yang tertutup di kamar tidur setelah bangun tidur agar terjadi sirkulasi udara yang baru dan segar di kamar.
12. Merapikan tempat tidur dan tidak meninggalkan tempat tidur berantakan.
Waktu ini merupakan waktu terbaik bagi seorang hamba untuk bermunajat kepada Rabbnya, sesungguhnya Allah turun ke bumi pada sepertiga malam terakhir untuk mendengar munajat para hamba-Nya. Diantara amalan mulia yang sepatutnya dikerjakan adalah :
1. Memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan.
2. Mengerjakan shalat malam dua rakaat- dua rakaat. Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperpanjang bacaan pada shalat malam.
3. Mengerjakan shalat witir, jika sebelum tidurnya tidak berwitir.
Sebagian Salafus shalih menjadikan waktu shalat mereka dari pertengahan malam, (mulai pukul 24:00) sampai datangnya seperenam malam terakhir (03:00). Yang demikian karena ketakwaan dan keimanan mereka. Adapun bagi mereka yang belum mampu, maka menggunakan seperenam terakhir termasuk kebajikan.
XI. Waktu seperenam Terakhir atau waktu Sahur (03:00-04:30)
1. Memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan.
2. Mengerjakan shalat malam dua rakaat-dua rakaat.
3. Memperbanyak istighfar. Allah berfirman, “ Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah ). (QS Adz-Dzariyat: 18). Dan di dalam hadits, “ Sesungguhnya bacaan seseorang di akhir malam menghadirkan hati “. (HR Muslim).
4. Jika dia hendak berniat shaum, maka waktu sahur terbaik adalah antara 10-30 menit sebelum waktu fajar, inilah yang di maksud mengakhirkan waktu sahur.
5. Memperbanyak doa, karena ia termasuk waktu-waktu yang mustajab.
XII. Waktu antara terbit Fajar (Shadiq) hingga terbitnya matahari (04:30-06:00)
1. Shalat sunnah fajar di rumah. Rasulullah SAW bersabda, “ Dua rakaat Fajar lebih baik dari dunia seisinya ”. (HR Muslim).
2. Berjalan menuju masjid untuk mengerjakan shalat subuh berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “ Berilah kabar gembira kepada orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang terang pada hari kiamat.” (HR Ibnu Majjah-shahih)
3. Berdzikir dengan dzikir khusus ba’da subuh yg diajarkan oleh rasulullah SAW, yaitu :
La ilaaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alla qulli syaiin qadir
Jika seseorang membaca doa tersebut sebanyak 10 kali, maka dicatat baginya 10 kebaikan, di hapus darinya 10 kejahatan, sepanjang hari itu ia berada dalam pemeliharaan dari sesuatu yang tidak disukainya, dan ia terpelihara dari syetan sepanjang hari itu. (HR Tirmidzi:3390)
4. Setelah shalat subuh, saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menghapal, membaca Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan olah raga atau aktivitas fisik lainnya.
5. Sedangkan jika bulan Ramadhan, Rasulullah SAW membiasakan diri untuk senantiasa berdzikir dan tidak keluar dari masjid hingga terbitnya matahari.
6. Membaca dzikir pagi.
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib :
“ Tidaklah seorang hamba muslim mengerjakan shalat karena Allah dalam satu hari dua belas rakaat sebagai tathawwu’ dan bukan fardhu, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga.” (HR Muslim:728).
Dalam riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’I , kata (dua belas) rakaat ini ditafsirkan sebagai : Empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat sesudah Dzuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata , “ Rasulullah SAW bersabda : “ Shalat seseorang dengan berjamaah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat dirumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). (Muttafaq alaih).
Referensi :
1. Amal yaumi, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
2. Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi.
3. Efisiensi Waktu, Konsep islam, jasim M Basr Al-Muthawwi
4. Minhajul Muslim, Abu Bakr Al-Jazairi
5. Kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi
6. Al-Adab Asy-Syar’iyah, Ibnu Muflih
4. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api serta lampu sebelum tidur.
5. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlash dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yg menganjurkan hal tersebut.
6. Makruh tidur tengkurap.
7. Membaca doa-doa dan dzikir yg keterangannya shahih dari Rasulullah seperti, Bismika Allahumma Ahya wa Amut. “ Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup,” (HR Al Bukhari)
8. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka di anjurkan berdoa dengan doa berikut ini : yang artinya : “ Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku”. (HR Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani).
9. Hendaknya apabila bangun tidur membaca : Alhamdulillahillazi Ahyaana ba’da Maa Amatana wa llaihin Nusyur. “ Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami di matikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami di kembalikan.” (HR Al Bukhari).
10. Setelah bangun tidur hendaknya segera membersihkan diri dengan mencuci mulut (berkumur) dan menggosok gigi. Hudzaifah berkata : “ Rasulullah ketika bangun tidur mengosok-gosok mulutnya dengan siwak.” (Muttafaq Alaihi). Kemudian wudhu dan shalat, dan menjadikan amalan ini sebagai pembuka aktivitas pagi hari setelah doa dan dzikir serta menjauhkan kesibukan lain.
11. Membuka pintu dan jendela yang tertutup di kamar tidur setelah bangun tidur agar terjadi sirkulasi udara yang baru dan segar di kamar.
12. Merapikan tempat tidur dan tidak meninggalkan tempat tidur berantakan.
Waktu ini merupakan waktu terbaik bagi seorang hamba untuk bermunajat kepada Rabbnya, sesungguhnya Allah turun ke bumi pada sepertiga malam terakhir untuk mendengar munajat para hamba-Nya. Diantara amalan mulia yang sepatutnya dikerjakan adalah :
1. Memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan.
2. Mengerjakan shalat malam dua rakaat- dua rakaat. Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperpanjang bacaan pada shalat malam.
3. Mengerjakan shalat witir, jika sebelum tidurnya tidak berwitir.
Sebagian Salafus shalih menjadikan waktu shalat mereka dari pertengahan malam, (mulai pukul 24:00) sampai datangnya seperenam malam terakhir (03:00). Yang demikian karena ketakwaan dan keimanan mereka. Adapun bagi mereka yang belum mampu, maka menggunakan seperenam terakhir termasuk kebajikan.
XI. Waktu seperenam Terakhir atau waktu Sahur (03:00-04:30)
1. Memulai shalat malam dengan dua rakaat ringan.
2. Mengerjakan shalat malam dua rakaat-dua rakaat.
3. Memperbanyak istighfar. Allah berfirman, “ Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah ). (QS Adz-Dzariyat: 18). Dan di dalam hadits, “ Sesungguhnya bacaan seseorang di akhir malam menghadirkan hati “. (HR Muslim).
4. Jika dia hendak berniat shaum, maka waktu sahur terbaik adalah antara 10-30 menit sebelum waktu fajar, inilah yang di maksud mengakhirkan waktu sahur.
5. Memperbanyak doa, karena ia termasuk waktu-waktu yang mustajab.
XII. Waktu antara terbit Fajar (Shadiq) hingga terbitnya matahari (04:30-06:00)
1. Shalat sunnah fajar di rumah. Rasulullah SAW bersabda, “ Dua rakaat Fajar lebih baik dari dunia seisinya ”. (HR Muslim).
2. Berjalan menuju masjid untuk mengerjakan shalat subuh berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “ Berilah kabar gembira kepada orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan dengan cahaya yang terang pada hari kiamat.” (HR Ibnu Majjah-shahih)
3. Berdzikir dengan dzikir khusus ba’da subuh yg diajarkan oleh rasulullah SAW, yaitu :
La ilaaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alla qulli syaiin qadir
Jika seseorang membaca doa tersebut sebanyak 10 kali, maka dicatat baginya 10 kebaikan, di hapus darinya 10 kejahatan, sepanjang hari itu ia berada dalam pemeliharaan dari sesuatu yang tidak disukainya, dan ia terpelihara dari syetan sepanjang hari itu. (HR Tirmidzi:3390)
4. Setelah shalat subuh, saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menghapal, membaca Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan olah raga atau aktivitas fisik lainnya.
5. Sedangkan jika bulan Ramadhan, Rasulullah SAW membiasakan diri untuk senantiasa berdzikir dan tidak keluar dari masjid hingga terbitnya matahari.
6. Membaca dzikir pagi.
Keutamaan Shalat Sunnah Rawatib :
“ Tidaklah seorang hamba muslim mengerjakan shalat karena Allah dalam satu hari dua belas rakaat sebagai tathawwu’ dan bukan fardhu, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di Surga.” (HR Muslim:728).
Dalam riwayat At-Tirmidzi dan An-Nasa’I , kata (dua belas) rakaat ini ditafsirkan sebagai : Empat rakaat sebelum Dzuhur, dua rakaat sesudah Dzuhur, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum Shubuh.”
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata , “ Rasulullah SAW bersabda : “ Shalat seseorang dengan berjamaah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat dirumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). (Muttafaq alaih).
Referensi :
1. Amal yaumi, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
2. Mukhtashar Minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al-Maqdisi.
3. Efisiensi Waktu, Konsep islam, jasim M Basr Al-Muthawwi
4. Minhajul Muslim, Abu Bakr Al-Jazairi
5. Kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi
6. Al-Adab Asy-Syar’iyah, Ibnu Muflih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar