Kamis, 26 September 2013

Ringkasan khotbah tentang Negara (Pemerintah) dan Pemimpin.

Sang Khatib berkata bahwa mendirikan Negara hukumnya wajib, kenapa? karena dengan adanya negara, tatanan kehidupan masyarakat lebih teratur, kebebasan beragama lebih terjamin contohnya saat ini kita salat jum'at tanpa ada yang mengganggu, Khatib menganalogikan kewajiban akan adanya negara dan hubungannya dengan agama seperti wudhu' dan shalat, shalat merupakan ibadah wajib yang mengikat tiap-tiap muslim, sedangkan syarat syah-nya shalat harus dalam keadaan memiliki wudhu', oleh karena itu wudhu' hukumnya menjadi wajib kerana menjadi syarat syah-nya shalat yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa wudhu', shalat kita tak terjaga keabsahannya.
Selain itu beliau juga mengingatkan bahwa setiap warga negara harus memberikan sumbangsi pada negara sesuai dengan porsinya, kita sebagai rakyat kecil, bisa dengan menaati peraturan, dll. yang jadi presiden, pimpinlah negara dengan baik, jangan menggunakan jabatannya dengan 'mumpung-isasi', mentang-mentang jadi pemimpin hendak mengeruk harta sebanyak-banyaknya.

lantas beliau juga menjelaskan perihal harus di hindarinya kekosongan akan pemimpin dalam sebuah negara, kenapa? karena dengan adanya pemimpin ini yang akan mengatur jalannya pemerintahan suatu negara.
beliau, mengisahkan tentang pentingnya sosok pemimpin, saat Rasulullah SAW wafat, sebelum Rasulullah SAW di makamkan, telah ada pengganti beliau sebagai pemimpin saat itu, yakni Abu Bakar AsShiddiq RA, saat Abu Bakar RA sakit menjelang wafatnya, Abu Bakar RA dengan di setujui oleh para sahabat mengangkat Umar RA sebagai calon pengganti beliau, hingga saat beliau wafat, Pemimpin ummat telah ada yakni Umar RA, lalu setelah itu saat Umar juga menjelang wafatnya mengumpulkan 6 sahabatnya untuk memilih salah satu di antara mereka sebagai penggantinya, terpilihlah Sayyidinaa Utsman Bin Affan RA, dan setelah masa kepemimpinan Utsman RA, muncul sebagai penggantinya yakni Imam Ali Bin Abu Thalib KW.
Sang Khatib juga menukil perkataan Imam Ibnu Taymiyah, yang intinya jangan sampai posisi hakim (pemimpin) itu mengalami kekosongan, kalaupun tidak ada hakim yang baik, maka hakim yang 'otoriter'-pun jauh lebih baik daripada tidak ada hakim.

pada khotbah kedua Sang Khatib mengingatkan jama'ah bahwa seorang pemimpin nantinya akan di mintai pertanggung jawaban, kelak di akhirat.
apabila ia tidak amanah, maka Allah SWT akan memberikan balasan yang setimpal terhadapnya.

Semoga negara kita, dan negara kaum muslimin yang lain di jadikan Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghafur, aamiin, aamiin, aamiin, Ya Robbal Alamiin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar